Protected by Copyscape Duplicate Content Detection Software

Jumat, 21 Mei 2010

Interesting Moment in Library Part 3


Aku tertarik ke toko buku karena sering diajak jalan-jalan kesana oleh bapakku waktu kecil. Ternyata ada juga ‘perpustakaan’ di mall. Sayangnya harus beli, hihi. Maklum waktu itu masih kecil, belum ngerti. Sekarang aku ke toko buku untuk mencari referensi buku terbaru. Seiring berjalannya waktu referensi itu tak semua ada di sana. Terutama ketika aku duduk di bangku kuliah.

-    Sebelum skripsi (jarang ke perpus, kesanku terhadap perpus perdana terulang ketika di perpus MIPA, hoo seraam)
Suatu ketika di semester awal kuliah, aku perlu mencari buku, tepatnya skripsi kakak kelas yang bertema Geomorfologi. Tentu saja yang namanya skripsi harus dicari di perpustakaan. Nah, kata teman-teman harus dicari di perpustakaan fakultas. Kedatangan perdana kesana, ternyata memang banyak referensi. Khusus untuk skripsi, tugas akhir, thesis, dan disertasi ada di lantai 2. Waktu aku naik ke atas, di tangga yang sangat sempit itu aku temui banyak debu keramat, sepertinya jalan ini jarang dilalui orang. Sesampainya aku di lantai 2, aku langsung melihat sekeliling. Waah, walaupun ruangannya tidak lebih besar dari perpus di SMP-ku tapi masih ada penerangan laah. Setelah beberapa lama aku di sana, aku perhatikan ada tangga ke atas menuju loteng. Aku penasaran ingin melihatnya, karena aku mendengar seperti ada suara-suara aneh di atas sana. Sebenarnya aku merasa agak seram. Tetapi, aku memberanikan diri untuk naik. Pelan-pelan aku menapaki anak tangga yang sebenarnya tidak boleh sembarang orang melewatinya. Aku mencuri waktu ketika pustakawannya tidak di dekat tangga itu, hehe.

Setelah aku sampai di loteng itu, tadaaa… sunyi sekali saudara-saudara.. tentu saja bukan tempat yang menyenangkan untuk berlama-lama di sana. Sebenarnya cukup luas ruangannya, tapi mungkin karena kurang layak jadi tidak dipakai. Sebenarnya aku senang dengan keadaan sunyi itu walaupun agak gelap. Aku sempat berdiam sebentar di suatu tempat yang bisa aku duduki. Kemudian aku membaca buku yang aku bawa ke atas tadi. Tetapi, karena khawatir ketahuan oleh sang pustakawan di bawah, aku memilih untuk segera turun. Akhirnya ketahuan juga sih.. Aku cuma nyengir. Untung dia anak SMA yang lagi PKL, heheh..

-    Ketika Skripsi (masa yang paling menyadarkanku betapa perpus itu sangat-sangat harus menjadi teman, hehe)
o    Perpus Geo – UI
di sini bisa hotspot. meskipun amat sangat diperlukan, yang namanya skripsi untuk bahan acuan tidak bisa dipinjam, tapi bisa ngumpet2 pinjem skripsi [untuk difotokopi] hehe. Peraturannya ‘ketat’ banget, diusir2 kalau jam makan siang dan jam akhir perpus, “udeh…udeh”, kata bu May.
o    Perpus Pusat – UI
Uadeem..tenan nih, udah ber-AC terang benderang dan banyak nemuin orang tentunya..bukunya banyak dan beragam..sampai-sampai aku yang dari science faculty ketularan buku-buku sosial. Jadilah skripsiku agak ke sosial-sosialan…
o    Perpustakaan Nasional (Salemba)
Kalau kita berniat mencari pustaka acuan yang lebih, tentunya kita pergi ke perpus yang lebih besar dong. Tapi di PN ribet masuknya, harus buat kartu dulu, masuknya lewat lift, mohon maaf juga, buku yang kucari gak ketemu..coz, kita gak bisa mencari sendiri.
o    Perpustakaan BPS
Aku tiga kali kesana,. Pelayanannya cukup baik. Tapi kelengkapannya masih kunilai kurang.. But, yang paling tidak mengenakkan tentunya fotokopi satuannya bo, mahal.. Kalau kesana mendingan bawa makanan dan walkman/mp3/mp4.
o    Perpustakaan Dinas PU (Pekerjaan Umum)
Di perpus ini dapat ditemukan beberapa data tentang pembangunan yang dilakukan di DKI Jakarta oleh Pemda. Tidak ada ruang khusus membaca disana. Bisa difotokopi sih, tapi siap-siap mengeluarkan dana juga ya.
o    Perpustakaan Pusat UNJ
Di sini memang banyak bukunya, layaknya seperti perpus tingkat universitas lain. Hanya satu yang aku tidak tahan adalah udara di sekitarnya. Karena ruang tersebut tidak dilengkapi AC dan hal ini dimanfaatkan oleh ‘perokok’ sehingga membuat suasana tidak nyaman.
o    Perpustakaan DTK (Dinas Tata Kota)
Aku kesana sendiri. Awalnya aku ke Balai Kota dekat Monas karena yang kutahu kantornya ada di sana. Ternyata sudah pindah ke jalan Kesehatan. Ketika aku sudah berada di suatu gedung lantai 4, aku sebenarnya berniat mengajukan permohonan data untuk skripsi mengenai bangunan pusat kegiatan olahraga di DKI Jakarta. Tetapi, aku tidak mendapatkan yang aku inginkan. Akhirnya, aku diberikan arahan untuk menuju perpus DTK saja. Ketika aku masuk ke dalam perpus, yang tidak sesuai dengan yang aku bayangkan karena di ruang besar tersebut yang dimaksud dengan ‘perpustakaan’ adalah 2-3 rak berisi buku dan publikasi. Entah apa saja jenis bukunya, aku tak tahu. Aku tak merasa yakin akan menemukan apa yang kucari. Tapi aku akan mencobanya. Tak lama, ada beberapa orang mahasiswa yang datang dengan maksud yang sama. Kami berkenalan dan ternyata mereka anak PNJ. Mereka merasa beruntung bertemu denganku karena sedang butuh peta yang bisa didapat di jurusanku. Akhirnya kami membuat janji beberapa hari kemudian.

-    Setelah Lulus
o    Perpus SPAK – ITB (beda perpus, beda servis) jalan2 ke Bandung waktu Ramadhan pulang I’tikaf langsung ke Bandung…nguantuuk.. janjian dadakan sama adek kelas yang luamma buanget gak ketemu, taunya dia ada rencana mau S2 Jepang juga..weedeeh.. Aku sama teman kesana bermaksud mencari data untuk membuat grand design research proposal untuk beasiswa S2 Jepang juga.. kebetulan.. pas pulang yang rencananya mo ba’da ashar jadi ba’da maghrib.. bukannya nanya orang angot ke terminal naik apa.. malahan terluntang-lantung gak jelas di halte, padahal adzan maghrib sudah berkumandang.. berhubung busnya lama dan udah jarang jam segitu jadi kita jamak di rumah.. (rumahnya dimana? Di Jakarta, hehe..) hampir 1 jam kita berdua menunggu, yang ditunggu tak jua muncul, ada juga yang mengacuhkan kami…hoo.. akhirnya ada yang berbaik hati mau mengajak kami tapi tidak bisa sampai terminal.. loh, lalu kemana toh? Huaa.. ya udahlah yang penting sampai ke tujuan.. ternyata kami di turunkan entah di mana itu, lalu kami menyetop angkot yang lewat dan harus 2x naik angkot dari tempat kami diberhentikan bus.. kyaaa..tapi masih sempat beli brownies gitu deh pas sampai terminal..untuk keluarga.
o    Perpus masih menjadi tempat favorit tapi untuk gratisan hotspot. Ketemu orang yang dikenal, tapi ketika aku dadahin dia gak ngeh,, kirain dia ngenalin aku terus mau nyapa, taunya dia lagi nyari apa ada kabel atau stop kontak yang bisa diajak join…untung semua orang tertuju pada laptopnya masing-masing…(embarrassing moment!) ><. Oya, berhubung gratisan juga jadi banyak orang yang menggunakan kesempatan ini, entah berpengaruh atau tidak tapi.. download-an aku yang kurang lebih sudah 1 jam dan tinggal 6% lagi failed gara-gara sinyalnya tiba-tiba disconnect..hoh.. :o Nasyiib..

Pengalaman lainnya yang bisa dijadikan hikmah adalah ketika aku melihat orang-orang di perpus, aku banyak mengambil inspirasi dan motivasi. Sampai akhirnya aku jadi berpikir, segeralah membuat resensi buku dan bahkan sebuah buku lalu kirimkan ke penerbit…! Semangat.

0 komentar:

Posting Komentar